Judul buku: Fairish
Pengarang: Esti Kinasih
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2004
Cetakan ketigabelas: November 2005
Tebal buku: 312 halaman
Ukuran buku: 20 cm
Genre: Teen romance
Kejadian masa lalu yang menghantui Davi ternyata tidak cukup membuatnya tertekan dengan hadirnya Irish di hatinya. Irish yang cuek justru membuat hidupnya kian berwarna. Saat mereka berdua mulai merawat benih cinta di hati mereka berdua, datanglah Alfa yang membangun tembok kasat mata di antara mereka. Akankah mereka bersatu atau justru tembok kasat mata tersebut makin menjulang tinggi?
Saya suka dengan penggambaran suasana dalam buku ini. Sedih, senang, cemas, gembira, semua bercampur aduk menjadi satu namun tetap disusun dengan sangat rapi. Saya juga suka penokohannya, karena dalam cerita ini tidak ada yang benar-benar baik ataupun yang benar-benar jahat. Gaya bahasa sang penulis juga sangat ringan, mudah sekali untuk dicerna. Tetapi ada beberapa hal yang tidak saya sukai, yaitu banyaknya 'kejadian-kejadian' yang sebenarnya tidak diperlukan, sehingga kesannya bertele-tele. Contoh 'kejadian' yang saya maksud adalah saat Irish menemani Davi di lapangan basket, saat pembahasan masalah mereka berdua, dan masih banyak lagi. Lalu banyaknya nama tokoh yang sebenarnya tidak penting karena mereka adalah figuran, namun terpaksa saya hafalkan karena nama tokoh-tokoh tersebut muncul kembali beberapa halaman setelahnya. Tetapi secara keseluruhan, saya suka buku ini.
Esti Kinasih lahir di Jakarta, tanggal 9 September, sulung dari tiga bersaudara. Cewek berbintang Virgo ini punya hobi nulis, traveling, naik gunung, dan ngoleksi prangko. Saking cintanya sama almamaternya, SMU 70, kisah dan pengalaman waktu di SMU dia curahkan di novel ini. Oh ya, cewek yang punya prinsip hidup easy going ini punya cita-cita mendaki puncak Himalaya! "Kalo ada yang ngajakin ke Himalaya, tanpa mikir dua kali, gue pasti langsung mau," begitu katanya.
Bagi para pembaca yang suka membaca cerita romantis dan teenlit, buku ini rekomendasi buat kalian. Buku ini mengajarkan kita makna pengorbanan untuk cinta. Lalu bagi pembaca yang sedang suntuk, buku ini juga patut dibaca karena memuat banyak humor yang dijamin membuat Anda tertawa keras. Selamat membaca!
Resensator: Gita Kurnia Ardiani, kelas 9, SMP Charis National Academy, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar